Apakah Bahasa Penduduk Surga?

Bismillah

سُئل العلامة عبيد بن عبد الله الجابري حفظه الله : هل ثبتَ بالأدلة أنَّ أهل الجنة يتكلَّمون باللغة العربية؟

فأجاب : “حتى الساعة لا أعلم دليلًا على ذلك، لكنهم يتكلمون، والذي يظهر لي أنَّهم يفهمونَ كلامَ بعضهم. نعم.”

Asy Syaikh ‘Ubaid bin ‘Abdillah Al Jabiri hafizhahullah ditanya: Apakah telah tetap dengan dalil-dalil bahwasanya penduduk surga berbicara dengan bahasa arab?

Maka beliau menjawab: “Sampai saat ini saya tidak mengetahui dalil atas hal tersebut. Akan tetapi mereka (penduduk surga) itu berbicara. Dan yang nampak bagi saya bahwasanya mereka (penduduk surga) itu paham dengan ucapan penduduk surga yang lainnya. Na’am.”

سُئل شيخ الإسلام ابن تيمية رحمه الله : بماذا يخاطب الناس يوم البعث ؟ وهل يخاطبهم الله تعالى بلسان العرب ؟ وهل صح أن لسان أهل النار الفارسية وأن لسان أهل الجنة العربية ؟

فأجاب : “الحمد لله رب العالمين لا يُعلم بأي لغة يتكلم الناس يومئذ ، ولا بأي لغة يسمعون خطاب الرب جل وعلا ؛ لأن الله تعالى لم يخبرنا بشيء من ذلك ولا رسوله عليه الصلاة والسلام ، ولم يصح أن الفارسية لغة الجهنميين ، ولا أن العربية لغة أهل النعيم الأبدي ، ولا نعلم نزاعا في ذلك بين الصحابة رضي الله عنهم ، بل كلهم يكفون عن ذلك لأن الكلام في مثل هذا من فضول القول، ولا قال الله تعالى لأصحاب الثرى، ولكن حدث في ذلك خلاف بين المتأخرين ، فقال ناس : يتخاطبون بالعربية ، وقال آخرون : إلا أهل النار فإنهم يجيبون بالفارسية ، وهى لغتهم في النار . وقال آخرون : يتخاطبون بالسريانية لأنها لغة آدم وعنها تفرعت اللغات . وقال آخرون : إلا أهل الجنة فإنهم يتكلمون بالعربية . وكل هذه الأقوال لا حجة لأربابها لا من طريق عقلٍ ولا نقل بل هي دعاوى عارية عن الأدلة والله سبحانه وتعالى أعلم وأحكم.” انتهى من “مجموع الفتاوى” (4/299).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah ditanya: Dengan bahasa apakah manusia berbicara pada hari kebangkitan? Apakah Allah ta’ala berbicara kepada manusia dengan bahasa arab? Apakah benar bahwa bahasa penduduk neraka adalah bahasa persia dan bahasa penduduk surga adalah bahasa arab?

Maka beliau menjawab: “Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Tidak diketahui dengan bahasa apa manusia berbicara pada hari itu, dan tidak pula (diketahui) dengan bahasa apa manusia mendengarkan pembicaraan Allah Ar Rabb jalla wa ‘ala. Karena Allah ta’ala tidak mengabarkan kepada kita dengan sesuatupun tentang hal tersebut, dan tidak pula rasul-Nya ‘alahis shalatu was salam. Dan tidak benar bahwa bahasa persia adalah bahasa penduduk jahannam. Dan juga tidak benar bahwa bahasa arab adalah bahasa penduduk surga kenikmatan nan abadi. Dan kami tidak mengetahui perselisihan tentang hal tersebut di kalangan para shahabat radhiyallahu ‘anhum. Bahkan setiap dari mereka mencukupkan diri (diam) dari hal tersebut, karena pembicaraan dalam hal yang semacam ini adalah termasuk pembicaraan yang berlebih-lebihan. Dan Allah ta’ala juga tidak berbicara kepada ashhabuts tsara. Akan tetapi terjadi perselisihan tentang hal tersebut di kalangan orang-orang belakangan. Maka orang-orang pun berkata : ‘Mereka (penduduk surga) berbicara dengan bahasa arab’. Yang lain berkata : ‘Kecuali penduduk neraka. Mereka menjawabnya dengan bahasa Persia, dan itu bahasa mereka di neraka’. Yang lain berkata : ‘Mereka berbicara dengan bahasa suryani, karena itu adalah bahasa Nabi Adam, dan bercabang darinya berbagai macam bahasa’. Yang lain berkata : ‘Kecuali penduduk surga. Mereka berbicara dengan bahasa arab’. Ucapan-ucapan tersebut tidak memiliki hujjah bagi orang yang mengucapkannya, baik dari sisi ‘aql maupun naql. Bahkan itu hanya persangkaan-persangkaan yang kosong dari dalil-dalil. Dan Allah subhanahu wa ta’ala lah yang lebih tahu dan lebih bijaksana.” Selesai penukilan dari Majmu’ al Fatawa (4/299).

Sumber : http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=134438

Tinggalkan komentar